Multiple Sclerosis (MS) adalah penyakit autoimun yang mempengaruhi sistem saraf pusat. Penyakit ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang mielin, lapisan pelindung yang melapisi serat saraf di otak dan sumsum tulang belakang. Gangguan ini dapat menyebabkan berbagai gejala yang bervariasi tergantung pada area sistem saraf yang terpengaruh. Ada beberapa jenis MS yang dapat memengaruhi tubuh dengan cara yang berbeda. Dalam artikel ini, kita akan membahas jenis-jenis MS tersebut dan bagaimana mereka mempengaruhi tubuh.
Klasifikasi Jenis-jenis Multiple Sclerosis
Multiple Sclerosis dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis utama berdasarkan pola perjalanan penyakitnya:
1. Relapsing Remitting MS (RRMS)
RRMS adalah jenis MS paling umum. Pada jenis MS ini, gejala akan muncul secara tiba-tiba dan kemudian mereda atau menghilang sepenuhnya dalam periode yang disebut remisi. Remisi ini dapat berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan bertahun-tahun. Setelah remisi, gejala bisa kembali muncul dalam serangan yang disebut relaps. RRMS dapat berkembang menjadi jenis MS yang lebih parah dalam jangka waktu yang panjang.
Gejala RRMS
Gejala RRMS dapat bervariasi tergantung pada area yang terpengaruh, tetapi beberapa gejala umum yang mungkin timbul antara lain:
- Kebas atau mati rasa pada anggota tubuh
- Gangguan penglihatan
- Kelemahan otot
- Koordinasi yang buruk
- Kehilangan keseimbangan
- Ketidakmampuan untuk berjalan dengan baik

Also read:
Pentingnya Deteksi Dini: Mengenal Tanda-tanda Klasik dan Non-Klasik MS
Mengenali Gejala Awal Multiple Sclerosis: Tanda-tanda yang Harus Diwaspadai
2. Secondary Progressive MS (SPMS)
SPMS adalah jenis MS yang berkembang dari RRMS. Pada jenis MS ini, remisi yang terjadi pada RRMS menjadi semakin jarang dan gejala mulai memburuk secara bertahap. Progresi ini tidak terjadinya relaps, tetapi gejala akan semakin mempengaruhi kualitas hidup seseorang. SPMS dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori: sekunder progresif yang terkait dengan aktivitas penyakit yang meningkat, dan sekunder progresif yang terkait dengan stal atau tingkat aktivitas penyakit yang stabil.
Gejala SPMS
Beberapa gejala umum yang mungkin muncul pada SPMS antara lain:
- Kelemahan otot yang progresif
- Kekakuan atau kesulitan bergerak
- Penurunan kemampuan berjalan
- Pengurangan kecepatan berjalan
- Kelelahan
- Gangguan kognitif
3. Primary Progressive MS (PPMS)
PPMS adalah jenis MS yang paling jarang, hanya memengaruhi sekitar 10% dari semua kasus MS. Pada jenis MS ini, gejala memburuk secara bertahap tanpa adanya fase remisi seperti pada RRMS. Menurut National Multiple Sclerosis Society, PPMS sering terjadi pada usia yang lebih tua daripada jenis MS lainnya.
Gejala PPMS
Beberapa gejala umum yang mungkin muncul pada PPMS antara lain:
- Kelemahan otot yang progresif
- Kelelahan
- Gangguan kognitif
- Kehilangan keseimbangan
- Perubahan suasana hati
- Gangguan penglihatan
4. Progressive Relapsing MS (PRMS)
PRMS adalah jenis MS yang sangat jarang terjadi, hanya memengaruhi sekitar 5% dari semua kasus MS. Pada jenis MS ini, orang mengalami kemunduran bertahap dalam kesehatan yang diinterupsi oleh periode relaps yang terjadi tanpa adanya fase remisi sepenuhnya. Gejala pada PRMS semakin memburuk dari waktu ke waktu.
Gejala PRMS
Beberapa gejala umum yang mungkin muncul pada PRMS antara lain:
- Kelemahan otot yang memburuk seiring waktu
- Gangguan kognitif
- Kehilangan keseimbangan
- Koordinasi yang buruk
- Gangguan penglihatan
- Kelelahan
Bagaimana Multiple Sclerosis Mempengaruhi Tubuh
Multiple Sclerosis dapat memengaruhi tubuh dengan cara yang berbeda tergantung pada jenisnya dan area sistem saraf yang terpengaruh. Beberapa efek yang mungkin dialami oleh penderita MS meliputi:
1. Gangguan Motorik
Kondisi yang menyebabkan gejala motorik seperti kelemahan otot, kesulitan berjalan, ketidakmampuan untuk koordinasi gerakan, dan gangguan keseimbangan adalah salah satu dampak utama dari MS. Hal ini disebabkan oleh kerusakan pada serat saraf yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal dari otak ke otot-otot tubuh.
2. Gangguan Penglihatan
MS dapat mempengaruhi sistem saraf yang bertanggung jawab untuk penglihatan, menyebabkan masalah seperti penglihatan kabur, penglihatan ganda, penurunan ketajaman visual, dan nyeri mata. Gangguan penglihatan ini sering kali bersifat sementara dan dapat membaik selama masa remisi penyakit.
3. Gangguan Kognitif
Banyak penderita MS mengalami kesulitan kognitif seperti kesulitan dalam memori, konsentrasi, pemrosesan informasi, berpikir abstrak, dan pengambilan keputusan. Hal ini terjadi karena kerusakan pada area otak yang berperan dalam fungsi kognitif.
4. Gangguan Saraf Otonom
MS juga dapat mempengaruhi sistem saraf otonom, yang mengendalikan fungsi tubuh yang tidak disadari seperti detak jantung, tekanan darah, pencernaan, dan suhu tubuh. Gangguan pada sistem saraf otonom dapat menyebabkan masalah seperti peningkatan denyut jantung, masalah buang air kecil atau besar, dan gangguan suhu tubuh.
5. Kelelahan
Kelelahan yang berlebihan adalah gejala yang umum terjadi pada penderita MS. Kelelahan ini dapat menyebabkan kelelahan mental dan fisik yang parah, bahkan setelah aktivitas yang ringan.
6. Masalah Saluran Kemih
Penderita MS sering mengalami masalah dengan saluran kemih seperti sering buang air kecil, kesulitan buang air kecil, atau inkontinensia urin. Gangguan pada sistem saraf yang mengendalikan saluran kemih menyebabkan masalah ini.
Pertanyaan Umum tentang Multiple Sclerosis
1. Apa yang menyebabkan Multiple Sclerosis?
Penyebab pasti Multiple Sclerosis belum diketahui, tetapi ahli percaya bahwa faktor genetik dan lingkungan dapat berperan dalam perkembangannya. Sistem kekebalan tubuh yang salah mengidentifikasi mielin sebagai ancaman dan menyerangnya juga dianggap merupakan faktor penyebab penyakit ini. Namun, lebih banyak penelitian diperlukan untuk memahami penyebab yang tepat.
2. Apakah MS dapat disembuhkan?
Saat ini, tidak ada obat yang dapat menyembuhkan MS sepenuhnya. Namun, ada berbagai pengobatan yang dapat membantu mengendalikan gejala dan mengurangi keparahan serangan. Pengobatan ini meliputi obat-obatan, terapi fisik dan okupasi, serta perubahan gaya hidup. Tujuan pengobatan adalah untuk melambatkan perkembangan penyakit, mencegah serangan, menangani gejala, dan meningkatkan kualitas hidup penderita.
3. Apakah MS menurun?
MS diketahui memiliki faktor genetik yang berperan dalam perkembangannya, tetapi bukan berarti MS dapat diturunkan secara langsung dari orang tua ke anak. Risiko mengembangkan MS pada saudara kandung penderita adalah sekitar 2-3% saja. Faktor genetik ini bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi penyakit ini, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan antara genetika dan MS.
4. Siapa yang berisiko terkena MS?
MS dapat mempengaruhi siapa saja, tetapi beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan penyakit ini. Faktor-faktor tersebut meliputi usia (MS paling sering terjadi antara usia 15-60 tahun), jenis kelamin (wanita lebih berisiko daripada pria), riwayat keluarga dengan MS, dan paparan faktor lingkungan tertentu seperti infeksi virus atau merokok.
5. Bagaimana MS didiagnosis?
MS dapat sulit didiagnosis karena gejalanya dapat bervariasi dan mirip dengan gejala penyakit lain. Untuk mendiagnosis MS, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mengumpulkan riwayat medis, serta melakukan tes dan pemindaian seperti pemindaian MRI dan tes cairan tulang belakang. Hal ini bertujuan untuk mengecualikan penyakit lain dan menemukan tanda-tanda kerusakan mielin yang khas pada sistem saraf pusat.
6. Bagaimana pengelolaan harian untuk penderita MS?
Pengelolaan harian yang baik dapat membantu penderita MS menjalani hidup yang lebih baik. Beberapa tips yang dapat membantu termasuk menjaga pola makan yang sehat, beristirahat yang cukup, mengelola stres dengan baik, berolahraga secara teratur, menghindari panas yang berlebihan, dan tetap menjaga hubungan sosial yang baik. Penting juga untuk tetap berkomunikasi dengan dokter dan tim per